SISTEM CARDIOVASCULAR
A. Sistem Kardio (Jantung)
1. Jantung
Jantung merupakan organ berongga, berotot, dan berbentuk kerucut. Ukuran
jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220
sampai 260 gram. Ia terletak di dalam dada diantara paru-paru kiri dan kanan,
di daerah yang disebut mediastinum, di belakang badan sternum, dan dua
pertiganya terletak di sisi kiri. Basis yang berbentuk sirkular pada kerucut
ini menghadap ke atas dan ke kanan, sedangkan puncaknya mengarah ke bawah,
kedepan, dan kekiri.
Batas-batas jantung adalah :
Ø atas : pembuluh darah besar ( aorta,
truncus pulmonalis, dll )
Ø bawah : diagfragma
Ø setiap sisi : paru-paru
Ø belakang : aorta descendes, oesophagus,
dan columna vertebralis.
2. Ruang
dan katup Jantung
a. Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri atas empat ruangan sebagai berikut :
Ø Atrium Kanan
Atrium kanan
berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar di belakang
sternum. Darah memasuki atrium kanan melalui :
Vena cava superior
pada ujung atasnya,
Vena cava
inferior pada ujung bawahnya,
sinus coronaries (vena kecil
yang mengalirkan darah dari jantung sendiri)
Auricula dextra
adalah penonjolan runcing kecil dari atrium, terletak pada bagian depan pangkal
aorta dan arteria pulmonalis.
Pada sisi
kiri atrium lubang atrioventrikular kanan membuka ke dalam ventrikel kanan.
Ø Ventrikel Kanan
Ventrikel
kanan adalah ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi depan
jantung.
Valva
atrioventricular dextra (tricuspidalis) mengelilingi lubang atrioventrikular
kanan, pada sisi ventrikel. Katup ini, seperti katup jantung lain, terbentuk
dari selapis tipis jaringan fibrosa yang ditutupi pada setiap ssisinya oleh
endocardium. Katup trikuspidalis terdiri dari tiga daun katup. Basis setiap
daun katup melekat pada tepi lubang. Tepi bebas setiap daun katup melekat pada
chordae tendineae (tali jaringan ikat tipis) pada penonjolan kecil jaringan
otot yang keluar dari myocardium dan menonjol ke dalam ventrikel.
Lubang
pulmonalis ke dalam arteria pulmonalis berada pada ujung atas ventrikel dan
dikelilingi oleh valva pulmonalis, terdiri dari tiga daun katup semilunaris.
Ø Atrium kiri
Atrium kiri
adalah ruang berdinding tipis yang terletak pada bagian belakang jantung. Dua vena pulmonalis memasuki atrium kiri pada tiap
sisi, membawa darah dari paru. Atrium membuka ke bawah ke dalam ventrikel kiri
melalui lubang atrioventrikular.
Auricula
sinistra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium terletak pada sisi kiri
pangkal aorta.
Ø Ventrikel kiri
Ventrikel
kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung. Dindingnya sekitar tiga kali lebih tebal
dari pada ventrikel kanan. Valva atrioventricular kiri pada bagian samping
ventrikel; katup ini memiliki dua daun katup (mendapat nama yang sama dengan
topi (mitre uskup), tepinya melekat pada chordae tendineae, yang melekat pada
penonjolan kerucut myocardium dinding ventricl ke dalam aorta dan dikelilingi
oleh ketiga daun katup aorta sama dengan katup pulmonalis.
b.
Katup-Katup Jantung
Selain memiliki ruang-ruang, jantung juga
memiliki 4 katup yang dapat di klasifikasikan menjadi 2, yaitu :
Ø Katup atrioventrikuler, terletak antara
atrium dan ventrikel. Terdiri dari katup trikuspid dan katup bicuspid (mitral)
Ø Katup semi lunar, terletak antara ventrikel dan
arteri terdiri dari katup aorta dan katup pulmonal.
- Jaringan
Jantung
a. Myocardium
Myocardium
membentuk bagian terbesar dinding jantung. Myocardium tersusun dari serat-serat
otot jantung, yang bersifat lurik dan saling berhubungan satu sama lain oleh
cabang-cabang muscular. Serat mulai berkontraksi pada embrio sebelum saraf
mencapainya, dan terus berkontraksi secara ritmis bahkan bila tidak memperoleh
inervasi.
b.
Endocardium
Endocardium
melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup pada kedua sisinya. Terdiri dari selapis sel endotel, di
bawahnya terdapat lapisan jaringan ika; licin dan mengkilat.
c.
Pericardium
Pericardium
adalah kantong fibrosa yang menutupi seluruh jantung. Pericardium merupakan
kantong berlapis dua : kedua lapisan saling bersentuhan dan saling meluncur
satu sama lain dengan bantuan cairan yang mereka sekresikan dan melembabkan
permukaanya. Jumlah cairan yang ada normal sekitar 20 ml. Pada dasar jantung
(tempat pembuluh darah besar, limfatik, dan saraf memasuki jantung) kedua
lapisan lemak di antara myocardium dan lapisan pericardium di atasnya.
d.
Arteria coronaria
Kedua arteria
coronaria kanan dan kiri, menyuplai darah untuk dinding jantung. Arteri ini
keluar dari aorta tepat di atas katup aorta dan berjalan ke bawah masing-masing
pada permukaan sisi kanan dan kiri jantung, memberikan cabang ke dalam untuk
myocardium. Arteri ini menyuplai masing-masing sisi jantung; tetapi memiliki
variasi individual, dan pada beberapa orang, arteria coronaria dextra menyuplai
sebagian ventrikel kiri. Arteri ini memiliki relatif sedikit anastomosis antara
arteria dextra dan sinistra.
Gambaran klinis
Degenerasi
dinding arteri dapat menyebar dari aorta ke dalam arteria coronaria, mengurangi
suplai darah untuk jantung. Angina pectoris adalah kondisi nyeri dada, lengan
kiri, dan daerah sekitarnya akibatnya berkurangnya suplai darah untuk jantung. Trombosis koroner adalah bekuan darah di
dalam arteria coronaria yang mengalami degenerasi. Karena sedikitnya hubungan
interarterial, fungsi salah satu arteri tidak dapat diambil alih oleh arteri lain.,
dan sumbatan pada satu arteri coronaria dapat mengakibatkan kematian mendadak
atau (bila pasien berhasil hidup) kerusakan myocardium berat dan penurunan
efisiensi jantung.
4. Siklus Jantung
Siklus jantung adalah
urutan kejadian dalam satu denyut jantung. Siklus ini terjadi dalam dua fase :
diastole dan systole
Ø Diastole
Diastole
adalah periode istirahat yang mengikuti periode kontraksi.
Pada awalnya:
1. Darah vena memasuki atrium kanan melalui
vena cava superior dan inferior.
2. Darah yang teroksigenasi melewati atrium
kiri melalui vena pulmonalis.
3. Kedua katup atrioventrikular
(tricuspidalis dab mitralis) tertutup dan darah dicegah untuk memasuki atrium
ke dalam ventrikel.
4. Katup pulmonalis dan aorta tertutup,
mencegah kembalinya darah dari arteria pulmonalis ke dalam ventrikel kanan dan
dari aorta ke dalam ventrikel kiri.
5. Dengan bertambah banyaknya darah yang
memasuki kedua atrium, tekanan di dalamnya meningkat; dan ketika tekanan di
dalamya lebih besar dari ventrikel, katup AV terbuka dan darah mulai mengalir
dari atrium ke dalam ventrikel.
Ø Sistole
Sistole adalah
periode kontraksi otot. Berlangsung selama 0,3 detik.
1. Dirangsang oleh nodus sino-atrial, dinding
atrium berkontraksi, memeras sisa darah dari atrium ke dalam ventrikel.
2. Ventrikel melebar untuk menerima darah
dari atrium dan kemudian mulai berkontraksi.
3. Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi
tekanan dalam atrium, katup AV menutup. Chordae tendinea mencegah katup terdorong ke dalam atrium.
4. Ventrikel terus berkontraksi. Katup pulmonalis
dan aorta membuka akibat peningkatan tekanan ini.
5. Darh menyembur keluar dari ventrikel kanan ke
dalam arteria pulmonalis dan darah dari ventrikel kiri menyembur ke dalam
aorta.
6. Kontraksi otot kemudian berhenti, dan dengan
dimulainya relaksasi otot, siklus baru dimulai.
Setiap kontraksi
diikuti periode refrakter absolut yang singkat saat tidak ada stimulus yang
dapat menghasilkan kontraksi, dan diikuti periode refrakter relatif yang
singkat saat kontraksi membutuhkan stimulus yang kuat.
5. Denyut Jantung
Nodus sino-atrial
(nodus SA atu pecemaker jantung) adalah daerah kecil serat otot dan sel saraf
yang terletak pada dinding jantung di dekat tempat masuk vena cava superior.
Pada awal systole, gelombang kontraksi mulai pada nodus ini dan:
(a) menyebar melalui dinding kedua atrium,
merangsang atrium untuk berkontraksi; kontraksi atrium ini tidak menyebar ke
ventrikel karena tidak dapat melalui cincin jaringan ikat yang memisahkan
atrium dari ventrikel,
(b) mencapai dan merangsang nodus
atrioventrikularis.
Nodus
atrioventrikularis (nodus AV) adalah daerah kecil jaringan khusus di dalam
dinding di antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Berkas
atrioventrikularis (berkas His) adalah pita otot dan serat saraf yang berjalan
pada septum di antara kedua ventrikel, mencapai aspek jantung, dan dibagi
menjadi dua cabang utama, satu untuk tiap ventrikel, yang terbagi menjadi
beberapa cabang kecil di dalam dinding ventrikel
Gelombang
kontraksi menyebar dari nodus AV ke bawah ke berkas AV dan set off kontraksi
kedua ventrikel secara simultan. Gelombang kontraksi yang dimulai pada nodus SA
menyebabkan atrium berkontraksi tepat sebelum ventrikel karena gelombang segera
mencapai atrium dan gelombang yang menuju ventrikel harus melalui berkas AV.
FakTor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung
Ø Istirahat menurunkan frekuensi denyut jantung,
sedangkan latihan fisik meningkatkannya
Ø Peningkatan usia menurunkan frekuensi
jantung. Bayi mempunyai frekuensi jantung 120-140 saat lahir dan frekuensi ini
akan menurun seiring penigkatan usia
Ø Wanita memiliki frekuensi jantung sedikit
lebih cepat disbanding pria
Ø Emosi dan eksitasi akan mempercepat denyut
jantung
- Bunyi Jantung
Jantung
menghasilkan bunyi selama denyutnya, suara dapat terdengar bila telinga di
letakkan pada dinding dada atau dengan stetoskop.
Ø Bunyi Jntung I
Suara lembut seprti
“lub”. Bunyi ini di hasilkan oleh tegangan mendadak katup mitralis dan
trikuspidalis pada permulaan systole ventrikel.
Splitting bunyi jantung I menjadi dua diakibatkan oleh penutupan
kedua katup yang tidak bersamaan akibat salah satu ventrikel berkontraksi
sesaat setelah ventrikel lain.
Ø Bunyi Jantung II
Suara seperti “dub”. Bunyi dihasilkan oleh
getaran yang disebabkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonalis.
Splitting bunyi jantung II menjadi dua
terjadi selama inspirasi adalah normal dan paling baik terdengar pada orang
usia muda. Hal ini diakibatkan oleh sedikit keterlambatan penutupan katup
pulmonalis karena aliran darah ke dalam ventrikel kiri.
Suara lain yang dapat terdengar adalah:
Ø Bunyi Jantung III
Adalah suara rendah yang lembut yang
terdengar setelah bunyi jantung II pada sebagian besar anak-anak dan beberapa
dewasa muda. Akibat pengencanagan mendadak daun katup mitralis.
Ø Bunyi Jantung IV
Bunyi ini adalah suara rendah yang lembut yang mendahului
bunyi jantung I dan terdengar ketika atrium berkontraksi lebih kuat
dibandingkan dengan yang lain.
Diafragma stetoskop diginakan untuk mendengarkan suara
berfrekuensi tinggi. Genta digunakan untuk mendengarkan suara berfrekuensi
rendah.
Gambaran klinis
Murmur adalah
bising kers yang terdengar ketika terjadi turbulensi darah ketika mengalir
melalui jantung. Aliran darah normal tidak terdengar.
Penyebab murmur
jantung yakni:
Kebocoran darah balik melalui
defek katup
Obstruksi aliran darah oleh
katup yang kaku dan mengalami deformitas
Lesi jantung kongenital
Curah jantung tinggi (seperti
pada anemia dan hipertiroidisme) menyebabkan “flow murmur”
Fonakardiografi adalah metode untuk mendengar bunyi jantung dan
murmur oleh mikrofon yang ditempelkan pada dada dan dihubungkan dengan alat
perekam.
- Kelainan
pada Jantung
Kelainan yang dapat terjadi pada jantung di
antaranya kelainan pada sekat antara serambi atau bilik jantung sehingga
menyebabkan percampuran darah sisi jantung kanan dan kiri, penyumbatan atau
tertutupnya salah satu katup jantung sehingga terjadi obstruksi aliran darah,
kebocoran dari salah satu katup jantung sehingga terjadi pengaliran balik darah
ke ruangan asal, hubungan tidak normal antara vena, jantung, dan pembuluh darah
besar jantung sehingga menyebabkan arah aliran darah ke tempat yang salah,
serta penyumbatan baik pada vena yang bermuara ke jantung atau pembuluh darah
besar yang meninggalkan jantung sehingga menurunkan aliran darah. Kelainan otot
jantung juga ada yang kongenital, bisa melemahkan otot jantung hingga terjadi
gagal jantung.
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun
sebenarnya rentan dari serangan dan gangguan jantung. Selain dari cacat jantung
sewaktu lahir, anak yang lahir dengan jantung sempurna pun ternyata masih
potensial mengalami serangan jantung.
Dalam dunia kedokteran bayi tersebut memiiki
gangguan jantung yang serius dan dikenal sebagai 'Sianosis', suatu kelainan
penyakit jantung bawaan dengan tanda bibir, kuku membiru. Banyak pula kasus di
mana si bayi harus dirawat di rumah sakit, sesaat setelah persalinan, karena
belakangan diketahui jantung si bayi terbentuk secara tidak sempurna. Gangguan
jantung yang dialami seorang anak biasannya terjadi sejak dia masih di dalam
kandungan pada trisemester pertama, karena si ibu kemungkinan mengidap virus
rubela, campak, mengkonsumsi obat tanpa sepengetahuan dokter dan terkena polusi
timbal. Akibatnya, ketika dilahirkan, organ jantung si anak tidak sempurna
alias cacat jantung. Karena itu, gangguan jantung pada anak semacam ini kemudia
dikenal sebagai penyakit jantung bawaan. (PJB).
Selain kelainan-kelainan diatas, Kelainan
jantung yang sering ada diantarnya sebagai berikut:
a. Atrial Premature Beats, Debar
ektopik ventrium (kontraksi ventrium prematur) adalah detak jantung berlebihan
yang disebabkan oleh aktivasi elektrik dari ventrium sebelum detak jantung
normal. Debar ektopik ventrium biasanya terjadi dan tidak menunjukkan bahaya
bagi orang yang tidak mengalami sakit jantung. Namun demikian bila terjadi
seringkali pada penderita yang menderita gagal jantung atau stenosis aorta atau
yang pernah mengalami serangan jantung, mereka dapat diikuti dengan aritmia
yang lebih berbahaya seperti fibrilasi ventrium yang dapat menyebabkan kematian
mendadak.
b. Aneurisma (Aneurysms) adalah suatu
penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri,
biasanya pada aorta. Penonjolan
biasanya terjadi pada suatu daerah yang lemah pada dinding arteri. Aneurisma
bisa terjadi di sepanjang aorta, tetapi 75% aneurisma muncul pada bagian aorta
yang menuju ke perut. Aneurisma bisa berbentuk bulat (sakuler) atau
seperti tabung (fusiformis).
c. Aterosklerosis
(Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana
dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.
d. Kelainan
katup Jantung, Katup-katup jantung bisa mengalami kelainan fungsi baik karena
kebocoran (regurgitasi katup) atau karena kegagalan membuka secara
adekuat (stenosis katup).
Keduanya dapat mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah.
Kadang-kadang satu katup mempunyai kedua masalah tersebut.
Beberapa jenis kelainan katup jantung:
1.
Regurgitasi Katup Mittral
2.
Prolaps Katup Mitral
3.
Stenosis Katup Mitral
4.
Regurgitasi Katup Aorta
5.
Stenosis Katur Aorta
6.
Regurgitasi Katup Trikuspidalis
7.
Stenosis Katup Trikuspidalis
8.
Stenosis Katup Pulmoner.
e. Gagal Jantung (Heart
Failure)adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu
memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan. Kadang orang salah mengartikan gagal jantung
sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan
berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya.
B. Sistem Vaskuler (Pembuluh Darah)
1. Pembuluh Darah
Kontraksi ventrikel
akan mengalirkan darah ke semua bagian badan melalui sejumlah pipa yang disebut
arteri yang kemudian bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang
disebut arteriol. Arteriol
bercabang lagi untuk membentuk jaringan pembuluh mikroskopis yang disebut kapiler.
Darah kemudian terkumpul di dalam pembuluh-pembuluh kecil yang disebut venul
yang kemudian bersatu dan membentuk vena. Vena-vena akan bergabung satu
sama lain dan akhirnya membawa kembali darah ke jantung.
Struktur Pembuluh Darah
Arteri adalah pembuluh berdinding tebal dan,
dengan suatu pengecualian, mereka membawa darah terosigenasi. Pengecualian
tersebut adalah untuk trunkus pulmoner dan, yang membawa darah deoksigenasi
dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semua arteri mempunyai tiga lapisan yaitu:
·
Lapisan
luar atau tunika adventisia, yang mengandung serabut kolagen dan
elastin.
·
Lapisan
tengah atau tunika media, yang terutama mengandung otot polos serta
serabut elastin dan sejumlah serabut kolagen
·
Lapisan
darah, atau tunika intima, yang mengandung serabut selapis sel
endothelial dan menciptakan sebuah permukaan yang licin dimana darah dapat
mengalir tanpa membeku
Semua bagian tubuh
harus memiliki suplai darah, tidak terkecuali arteri. Pembuluh-pembuluh yang
sangat kecil membawa suplai darah ke dinding arteri dan venula, yang juga
sangat kecil, akan membawa darah membawa darah kembali ke dalam vena. Terdapat
juga pembuluh limfe dan serabut saraf.
Arteriol memiliki tiga
struktur yang sama seperti arteri, tetapi tunika intima dan medianya lebih
tipis, sedang tunika adventisianya relatif lebih tebal disbanding tunika
adventisia arteri. Pada arteriol juga terdapat lebih banyak serabut otot dan
lebih sedikit serabut elastin.
Kapiler membentuk suatu
jejaring antara arteriol dan venula. Kapiler terdiri dari selapis tunggal
sel-sel enditel, sama dengan sel-sel
yang membentuk tunika intima semua pembuluh darah yang lain.
Venula dan vena
mempunyai tiga lapisan, sama seperti arteri, tetapi lapisan tengah vena jauh
lebih tipis dari pada arteri. Banyak vena memiliki sejumlah katup untuk
mencegah darah mengalir ke arah yang salah. Setiap katup terdiri dari suatu
lapisan ganda endotel yang diperkuat oleh jaringan penyambung dan serabut
elastin. Daun katup ini berbentuk semilunar dan melekat melalui pinggir
cembungnya ke vena. Vena, seperti halnya arteri, memiliki suplai darah dan
serabut saraf tersendiri, meskipun serabut saraf untuk vena tidaklah terlalu
banyak.
2. Mekanisme Sirkulasi
a. Nadi
Darah yang
meninggalkan ventrikel kiri jantung, kaya akan oksigen, Kaya akan oksigen dan
berwarna merah cerah. Darah dipompa ke dalam aorta oleh kontraksi ventrikel
kiri yang menimbulkan suatu area dengan tekanan yang meningkat dan akan
berjalan sepanjang arteri seperti sebuah gelombang. Ketika darah dipompa keluar dari ventrikel
kiri, aorta telah terisi penuh, sehingga ia harus menggelembung (distensi)
untuk dapat mengakomodasi darah tambahan. Ketika ventrikel kiri relaksasi,
katup aorta yang elastis ini akan kemali ke diameter semula. Kembalinya aorta
ke diameter semula (recoil) sangatlah penting karena ini merupakan mekanisme,
darah secara terus menerus dipompa ke seluruh tubuh bahkan saat ventrikel
relaksasi. Distensi dan recoil aorta menciptakan suhu gelombang distensi dan
recoil yang disebut nadi, yang akan berjalan di sepanjang semua arteri besar
dan yang dapat diraba dengan jari di tempat arteri bisa ditekan pada tulang.
Karena denyutan jantung menghasilkan pulsasi nadi, maka frekuensi dan sifat
denyutan tersebut dapat dinilai dengan mengevaluasi nadi yang dihasilkannya.
b. Tekanan Darah
Tekanan
darah adalah gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini
bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung jantung. Tekanan
darah paling tinggi terdapat pada arteri-arteri besar yang meninggalkan jantung
dan secara bertahap menurun sampai ke arteriol. Akhirnya ketika mencapai
kapiler, tekanan ini sedemikian rendah sehingga tekanan ringan dari luar akan
menutup pembuluh ini dan mendorong darh keluar. Hal ini dapat dibuktikan dengan
memberi tekanan ringan pada kuku atau meletakkan sepotong gelas di atas kulit.
(Untuk alasan ini, sangatlah penting untuk sering mengubah posisi pasien yang
harus tirah baring di tempat tidur, karena jaringan yang menanggung berat badan
hanya mempunyai sedikit darah yang bersirkulasi). Di dalam vena tekanan darah
ini bahkan lebih rendah lagi sehingga akhirnya pada vena-vena besar yang
mendekati jantung terdapat gaya isap (suction), yakni tekanan negatif (bukan
positif). Akibat gaya isap yang dihasilkan jantung ketika ruangan-ruangan di
dalamnya relaksasi.
Tekanan
darah pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung. Tekanan ini paling
tinggi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah
ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolic).
Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah
diukur berdasarkan berat kolum air raksa yang harus ditanggungnya. Tingginya
dinyatakan dalam millimeter. Tekanan darh arteri yang normal adalah 110-120 mm
(sistolik) dan 65-75 mm (diastolic). Alat untuk mengukur tekanan darah disebut
sfigmomanometer. Ada beberapa jenis
sfigmomanometer, tetapi yang paling umum terdiri dari sebuah manset karet, yang
dibalut dengan bahan yang difiksasi di sekitarnya secara merata tanpa
menimbulkan kontraksi. Sebuah pompa tangan kecil dihubungan dengan manset karet
ini. Dengan alat ini, udara dapat dipompakan ke dalamya, mengembangkan manset
karet tersebut dan menekan ekstremitas dan pembuluh darah yang ada di dalamnya
dapat dibaca sesuai skala yang ada.
Untuk
mengukur tekanan darah, menset karet tadi difiksasi melingkari lengan dan
denyut pada pergelangan tangan diraba dengan satu tangan, sementara tangan lain
digunakan untuk mengembangkan manset sampai suatu tekanan, di mana denyut
arteri radialis tidak lagi terba. Sebuah stetoskop diletakkan di atas denyut
arteri brakialis pada fosa kubiti dan tekanan diturunkan perlahan dengan
melonggarkan katupnya. Ketika tekanan diturunkan, mula-mula tidak terdengar
suara, namun ketika mencapai tekanan darah sistolik terdengar suara ketukan
(tapping sound) pada stetoskop. Pada saat itu tinggi air raksa di dalam
manometer harus dicatat. Ketika tekanan di dalam manset diturunkan, suara tadi
semakin keras sampai saat tekanan darah diastolik tercapai, barulah karakter
bunyi tersebut berubah dan meredup. Penurunan tekanan menset lebih lanjut akan
menyebabkan bunyi ini menghilangkan sama sekali. Tekanan diastolik dicatat pada
saat karakter bunyi tersebut berubah.
c. Tekanan Arteri
Tekanan darah
arteri dipertahankan oleh lima faktor yaitu:
·
Curah
jantung
·
Tahanan
perifer
·
Volume
total darah
·
Viskositas
darah
·
Elastisitas
pembuluh
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan ke luar
jantung selama satu menit. Ketika ventrikel kiri berkontraksi, sekitar 70 ml
darah dipompa ke dalam aorta, yang sebenarnya telah penuh, sehingga aorta
tersenut menggembung (distensi). Hal ini disebut volume sekuncup (stroke
volume).
Tahanan
perifer adalah tahanan
dari pembuluh darah kecil, terutama arteriol, terhadap aliran darah. Tahanan ini mencegah darah mengalir
terlalu cepat ke dalam kapiler dan dengan demikian akan mempertahankan tekanan
darah di dalam arteri. Lumen arteriol dapat diubah oleh kerja saraf vasomotor
dan oleh adrenalin dan noradrenalin dari kelenjar adrenal. Apabila lumen ini
menyempit, maka tahanan terhadap aliran darah meningkat sehingga takanan darah
arteri akan naik. Apabila lumen ini melebar, maka darah akan arteri naik.
Apabila lumen ini melebar, maka darah akan melewati kapiler lebih cepat
sehingga tekanan darah akan menurun.
Volume
darah adalah jantung
total darah yang bersirkulasi. Apabila jumlah ini berkurang akibat kehilangan
darah, misalnya pada perdarahan atau akibat kehilangan cairan dari sirkulasi,
seperti pada syok, kombusi, atau dehidrasi, maka tekanan darah akan menurun.
Viskositas darah adalah kekentalan (kepekatan) darah. Darah dua
atau tiga kali lebih kental dari pada air. Sebagian viskositas ini tergantung
pada plasma, terutama protein plasma dan sebagian lagi pada jumlah sel darah
merah. Viskositas darah akan menurun bila mendapat infus larutan garam
fisiologis dalam jumlah besar. Penurunan viskositas akan menurunkan tekanan
darah.
Elastisitas dinding arteri memungkinkan distensi aorta ketika
ventrikel berkontraksi dan memungkinkan rekoil yang elastis ketika ventrikel
berelaksasi. Rekoil ini memompa darah dan mempertahankan tekanan darah
diastolik. Distensi dan recoil terjadi di sepanjang system arteri. Elastisitas
dapat menurunkan pada ateroma yang merupakan penyakit degeneratif arteri. Pada keadaan ini tekanan darah akan
meningkat akibat hilangnya elastisitas.
Tekanan Darah Tinggi
Tekanan
darah tinggi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 150-180 mmHg.
Tekanan diastolik biasanya juga akan meningkat dan tekanan diastolic yang
tinggi, misalnya 90-120 mmHg atau lebih, akan berbahaya karena meruapakan beban
untuk jantung.
Tekanan
darah yang tinggi berbahaya karena peningkatan tekanan ini dapat menyebabkan
pembuluh darah ruptur. Robekan ini khususnya cenderung terjadi di dalam otak
dan hal ini merupakan salah satu penyebab kecelakaan serebrovaskular atau
stroke. Beban pada jantung
ini juga dapat menyebabkan gagal jantung.
Tekanan Darah Rendah
Tekanan
darah rendah adalah tekanan darah sistolik kurang atau sama dengan 100 mmHg.
Kondisi ini terjadi pada kasus perdarahan, syok dan kolaps, gagal jantung, dan
penyakit kelenjar adrenal. Kondisi ini berbahaya karena bisa terjadi kekurangan
suplai darah ke pusat-pusat vital dalam otak. Oleh sebab itu penanganannya adalah sebagai berikut:
1. Baringkan pasien datar dengan kaki tempat
tidur ditinggikan, bila perlu, agar darah bisa dikirim dengan gaya gravitasi ke
pusat-pusat vital di dalam otak.
2. Beri perangsang jantung, misalnya
adrenalin atau noradrenalin, dan perangsang sirkulasi seperti adrenalin dan
noradrenalin untuk mengontraksi pembuluh darah.
3. Beri cairan, misalnya, larutan garam
fisiologis melalui infus intravena, subkutan atau rectal, atau transfusi darah
atau plasma untuk meningkatkan jumlah cairan dalam sirkulasi.
Seperti
telah disinggung sebelumnya, pembuluh darah memiliki suplai saraf tersendiri.
Arteriol disuplai oleh saraf vasomotor yang memungkinkan mereka berdilatasi
atau berkontraksi sesuai kebutuhan jaringan. Dinding muskuler arteriol juga
dipengaruhi hormon dari kelenjar adrenal, khususnya adrenalin dan noradrenalin,
yang menyebabkan kontraksi serabut otot sehingga terjadi penyempitan lumen
arteriol. Arteriol tidak berdenyut (pulsasi), tetapi pembuluh ini dapat
berdilatasi untuk membawa lebih banyak darah ke suatu organ yang sedang
bekerja, serta dapat berkontraksi sehingga membawa lebih sedikit darah ketika
organ tersebut beristirahat. Dengan cara ini, arteriol mengendalikan distribusi
darah ke berbagai organ tubuh dan berperan dalam mempertahankan tekanan darah
karena dengan berkontraksi, arteriol menimbulkan tekanan terhadap aliran darah
dari arteri elastis yang besar.
Kapiler
menerima darah dari arteriol dan menyalurkannya ke venula. Karena dinding
kapiler hanya terdiri dari selapis sel, maka oksigen , air, dab substansi
nutrisi di dalam larutan dapat berpindah dari darah melalui dinding tersebut
untuk menyuplai sel-sel jaringan, sedangkan produk sisa dapat ditarik dari
jaringan dan dibawa pergi oleh darah.
Kapiler
membentuk suatu jaringan kerja dan sebagian membentuk anastomosis sehingga
jumlah darah yang dibawa ke bagian tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
d. Aliran Balik Vena
Darah
dikumpulkan dari jaringan kerja kapiler ke dalam venula dan kemudian ke dalam
vena. Ketika mencapai vena, darah tersebut telah kehilangan sebagian besar
kandungan oksigennya sehingga warnanya menjadi gelap keunguan. Diperlukan katup
untuk mencegah darah mengalir ke arah yang salah.
Aliran baik vena
tergantung pada tiga faktor yaitu:
·
Gaya
isap ketika atrium relaksasi
·
Gaya isap ketika gerakan inspirasi torak-hal ini
akan menarik darah ke jantung serta menarik udara ke dalam paru-paru.
·
Tekanan
pada vena berdinding tipis oleh kontraksi otot-karena lumen vena mengecil, maka
darah akan dipompa ke dua arah (ke jantung dan ke jaringan), tetapi dengan
adanya katup, darah hanya mengalir ke arah jantung.
Gaya isap
merupakan faktor terpenting dalam
mempertahankan tekanan vena. Apabila gaya ini berkurang, seperti pada gagal
jantung, maka aliran balik vena terganggu dan terjadi kongesti.
No comments:
Post a Comment